Minggu, 23 Februari 2014

PENGANTIN BATU


“Bagaimana mungkin kau akan menikahinya?”
            “Aku akan tetap menikah dengannya, apa pun alasannya!”
            “Tapi, tapi perempuan itu. . .” perempuan paruh baya yang tidak lain ibunya sendiri tak kuasa melanjutkan kalimatnya. Anak lelakinya terlanjur membawa perempuan pilihannya pulang. Hal paling tepat yang harus ia lakukan hanya menyediakan kamar pribadi bagi calon menantunya. Anak lelakinya membuat peraturan sendiri untuk kunjungan ke kamar calon pengantinnya itu. Ia akan mengunjungi ketika rembulan tanggal lima belas terbit. Ibunya akan mengunjungi setiap hari untuk memastikan calon menantunya itu baik-baik saja dan merasa betah tinggal di kamar yang ranjangnya berkelambu putih.
            Ibunya akan mengurus semua keperluan calon menantunya. Ia mulai membelikan pakaian dan perlengkapan rias. Ibunya juga yang akan mengenakan pakaian itu dan memandikannya. Meskipun ia tak pernah sepenuh hati melakukannya, tetapi ia akan melakukannya untuk anak semata wayangnya. Sati, seorang pembantu mereka akan mengirim sarapan, makan siang dan makan malam pada jam-jam tertentu serta membersihkan kamarnya. Keduanya seolah melayani seorang putri yang didatangkan dari kerajaan Majapahit.
prev next