Selasa, 23 September 2014

PEREMPUAN DI NEGERI FIRAUN DALAM NOVEL PEREMPUAN DI TITIK NOL, KARYA NAWAL EL SAADAWI



            Berbagai masyarakat Arab, seperti juga negeri kita, berada dalam masa transisi, dan juga dalam proses modernisasi. Masalah nilai-nilai tradisional masih merupakan permasalahan yang belum terselesaikan, dan malahan di berbagai masyarakat pada taraf ini terasa seakan-akan amat sulit terselesaikan.
            Salah sebuah masyarakat tradisional yang menjadi bahan perdebatan dan malahan konflik ialah masalah kedudukan dan hak-hak wanita, baik di tengah masyarakat, maupun dalam hubungan langsung antara lelaki dan perempuan secara sosial juga pribadi, baik di dalam mupun di luar perkawinan. Kita dapat mengingat, bahwa perjuangan perempuan Indonesia untuk mendapat kedudukan yang lebih seimbang di dalam lembaga perkawinan telah memakan waktu puluhan tahun, dan baru dapat membawa perempuan Indonesia ke Undang-Undang Perkawinan yang beberapa tahun lampau ini telah diundangkan.

            Kepincangan-kepincangan antara perempuan dan lelaki masih cukup banyak terdapat di masyarakat yang sedang berkembang, dengan berbagai perbedaan taraf kepincangan.
            Negeri-negeri Arab terkenal sebagai masyarakat yang kedudukan perempuannya dianggap amat terbelakang jika dibandingkan dengan hasil-hasil perjuangan persamaan kedudukan dan hak antara perempuan dan laki-laki yang telah tercapai.
            Mesir termasuk salah sebuah negeri dan masyarakat Arab dan Islam yang melakukan modernisasi jauh lebih dulu dari negeri-negeri Arab dan Islam lainnya di Asia Tengah. Kehadiran buku Nawal el-Saadawi ini menunjukan bahwa perjuangan perempuan Mesir untuk merebut kedudukan dan hak-hak yang sama, dan lebih penting lagi untuk mendapat perubahan nilai dan sikap kaum lelaki Mesir terhadap perempuan, masih belum sepenuhnya tercapai.
            Novel ini merupakan otobiografi tentang seorang perempuan bernama Firdaus dari sel penjara tempat ia menunggu hukuman matinya karena membunuh seorang germo­­­. Mengisahkan perjalanan hidupnya dari sejak masa kecilnya di desa hingga menjadi pelacur kelas atas di kota Kairo.
            “Seorang pelacur yang sukses lebih baik dari pada seorang suci yang sesat. Semua perempuan adalah korban penipuan. Lelaki memaksakan penipuan pada perempuan, dan kemudian menghukum mereka karena telah tertipu, menindas mereka ke tingkat terbawah, mengikat mereka dalam perkawinan atau menghamtam mereka dengan penghinaan.” (Perempuan Di Titik Nol)  

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Slots, Casinos and Games Reviewed by LuckyClub.live
Lucky Club offers the best slots, casino games and live casino games from the best providers. The site luckyclub.live is available for both mobile and desktop

Posting Komentar

prev next